Nama
Yeremia berasal dari bahasa Ibrani “Yirmeyahu” yang berarti telah menunjuk. Yeremia
dilahirkan dikampung Anatot, yang letaknya kira-kira 5 km disebelah utara
Yerusalem. Nama ayahnya adalah Hilkia yang berasal dari salah satu keluarga
imam. Ia disangka keturunan dari Abyatar, imam Raja Daud yang dipecat oleh raja
Salomo dari jabatannya di Yerusalem sehingga mereka tidak lagi bisa menjalankan
tugas keimaman mereka dalam Bait Allah. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan
walaupun keluarga Yeremia adalah keluarga yang berasal dari keturunan imam,
tetapi mereka tidak mendapat giliran bertugas dalam Bait Allah. Panggilan
Yeremia sebagai nabi pada tahun ketigabelas pemerintahan Raja Yosia (627 SM),
sehingga kemungkinan ia dilahirkan pada tahun 645 SM, akhir masa pemerintahan
Raja Manasye. Oleh Tuhan Yeremia dilarang beristeri dan ini merupakan salah
satu gambaran seorang nabi yang seluruh hidupnya diabdikan pada tugasnya. Ia
dipanggil menjadi nabi masih muda. Ia tidak memiliki minat menjadi nabi karena
ia lebih memilih hidup yang tenang dan damai dengan semua orang. Tampil sebagai
nabi di Yerusalem dan memberikan kecaman adalah sesuatu yang sulit baginya yang
lebih suka dengan keadaan damai. Hal tersebut terlihat ketika Yeremia
berbentrokan dengan orang-orang kalangan atas dan tidak mampu memberi bukti
tentang setiap pesan nubuatnya.
Yeremia
dilahirkan pada akhir masa pemerintahan raja Manasye dimana terjadinya
pergolakan pada bangsa Yehuda. Pada masa pemerintahan Manasye, Yehuda berada
dalam jajahan bangsa Asyur yang sedang makmr pada saat itu. Manasye setia
kepada Asyur dengan mendirikan mezbah bagi dewa-dewa Asyur disekitar lingkungan
Bait Allah. Ia memaksa orang-orang Yehuda menyembah Baal yang adalah dewa kesuburan
orang Kanaani, persundalan suci, dan
korban anak-anak serta siapa yang melawannya akan dihukum mati. Hal tersebut
menyebabkan orang-orang menggunakan ritus kafir untuk memuja Tuhan sebab mereka
sudah tidak bisa membedakan antara Tuhan dan dewa-dewa tersebut. Ketika agama
Baal dan kafir merajalela pada saat itu, bangsa Yehuda mengalami kemerosotan
agama dan akhlak serta terjadi korupsi dan ketidakadilan. Sama halnya dengan
Manasye, Amon yang adalah anaknya juga memerintah dengan kelaliman.
Setelah
itu Yosia yang adalah anak Amon ketika berumur delapan tahun naik takhta dan
kemungkinan pada masa anak-anak dan remajanya urusan kenegaraan ditangani oleh
para penasihat. Pada masa pemerintahannya (640-609 SM), terjadi ketegangan
politik dimana kekuasaan Asyur mulai melemah oleh karena ada pemberontakan dari
negara-negara lain. Kesempatan ini digunakan oleh Yosia melakukan pembebasan
dan pembaharuan serta memperluas daerah kekuasaannya. Pada tahun 629/628 SM,
Yosia mulai mengubah sistem politik dan agama dimana ia menolak adanya
dewa-dewa asing, tetapi kebiasaan itu belum langsung hilang sehingga Yeremia
tampil (627 SM) untuk mengingatkan dan mengkritik mereka dengan keras karena
ketidaktaatan pada Tuhan. Yeremia kemudian yakin bahwa mereka akan mengalami
penderitaan dari suatu musuh “dari utara”. Disamping itu Yeremia tetap berharap
agar bangsa Yehuda dapat bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Identitas musuh
“dari utara” diduga adalah orang Skit dan Yeremia percaya bahwa Yehuda akan
dihukum jika mereka tetap pada perbuatan-perbuatannya. Reformasi dari Yosia
memuncak pada tahun 622 SM dimana Bait Allah diperbaiki dan ditemukan Kitab
Taurat oleh Imam Besar Hilkia. Hal tersebut menyebabkan ia meneruskan
reformasinya dengan menghapus semua kebiasaan agama kafir maupun ilmu sihir dan
ramalan. Hal tersebut tidak saja ia lakukan di Yehuda tetapi juga di Samaria
khususnya di Betel yang dulunya tempat kudus raja Israel Utara. Tetapi yang
menjadi pusat peribadatan dilakukan di Yerusalem. Tindakan dan kebijaksanaan
dari Yosia itu dihormati oleh Yeremia dan Yeremia mendukung usaha tersebut.
Dari reformasi Yosia itu yang mengubah kebijaksanaan menjadi adil adapula
akibat yang kurang baik yaitu Bait Suci di Yerusalem dianggap sebagai jaminan
keamanan sehingga pertobatan secara batiniah dari orang-orang Yehuda tidak
tercapai dengan baik dan Yeremia melihat hal itu sebagai sesuatu yang dangkal
dimana pembaharuan agama tidak disertai dengan perbaikan akhlak. Tetapi hal tersebut
tidak berlangsung lama dimana ketika Firaun Nekho II Mesir membantu Asyur (609
SM) merebut Haran, dan Yosia yang mendukung Babel mau menghalangi tentara
Mesir. Namun dalam pertempuran di Megido, Israel kalah dan raja Yosia sendiri
terbunuh (609 SM). Yoahas anaknya menggantikan ia menjadi raja.
Nekho
memperlakukan Yehuda dengan kekerasan dimana ia menurunkan Yoahas yang hanya
memerintah selama tiga bulan dan membuangnya ke Mesir dan mengangkat Yoyakim
sebagai raja bawahannya serta memungut pajak yang sangat besar. Yoyakim tidak
memperhatikan hak dan kesejahteraan penduduknya dengan membiarkan orang-orang
bekerja rodi tanpa upah. Namun kemudian Nebukadnezar melawan Mesir (605 SM) dan
megalahkan bangsa-bangsa lain. Yoyakim kemudian mengalihkan kesetiaannya kepada
Babel karena merasa berada dalam ancaman. Pada saat itu Yeremia mendiktekan
nubuat-nubuatnya kepada Barukh, dan pada tahun berikutnya Barukh membacakannya
dalam Bait Suci. Yeremia berharap bangsa Yehuda dapat bertobat dan hukuman dari
bangsa asing itu dapat terluput. Namun ada dua hal yang dihadapinya yaitu
adanya kepercayaan orang Yehuda bahwa Bait Suci akan menjamin perlindungan
sehingga walaupun mereka telah menyembah dewa kafir mereka tetap berpegang pada
keprcayaan itu. Yeremia harus melawan kepercayaan itu sebagai yang palsu. Yang
kedua, Yoyakim adalah raja yang tidak pantas karena adanya ketidakadilan
sosial. Tetapi pada tahun 604 SM, Yeremia tidak ragu bahwa hukuman akan segera
datang ketika Yoyakim membakar kitab
gulungan yang berisi nubuatan-nubuatannya, dan itu merupakan tanda bahwa ia menolak
kesempatan untuk bertobat. Yeremia pun mengalami penderitaan dimana selalu ada
perselisihan dari Raja Yoyakim, para nabi, pemimpin politik dan masyarakat yang
tidak suka padanya. Kemudian pada tahun 601 SM, Yoyakim ingin membebaskan diri,
namun Yeremia mengatakan untuk menyerah saja dan jangan melawan karena ini
merupakan hukuman dari Allah karena tidak bersandar pada Tuhan. Yoyakim tetap
saja memberontak sehingga Nebukadnezar membalas dendam. Pada Desember 598 SM,
Nebukadnezar menyerang Yerusalem dan pada saat itu Yoyakim wafat kemudian
digantikan Yoyakhin anaknya yang baru berumur delapan belas tahun. Namun
setelah tiga bulan ia menyerahkan diri kepada Babel, sehingga Nebukadnezar memperlakukan
mereka secara baik. Kemudian Nebukadnezar menetapkan Zedekia anak Yosia sebagai
raja Yehuda tetapi tetap berada dalam jajahan Babel.
Zedekia
naik takhta ketika berumur dua puluh tahun. Namun pada masa sulit seperti itu
banyak penduduk Yerusalem tetap menganggap Yoyakhin sebgai raja mereka dan
tidak menerima Zedekia. Ia pun kehilangan para penasihat dan pegawai akibat
pembuangan (597 SM). Hubungan antara nabi Yeremia dan raja cukup baik, dimana Yeremia
mengatakan kepada raja agar takluk saja kepada Babel. Tetapi raja tidak
bertahan oleh pihak kalangan atas, dan dengan bantuan dari Mesir mereka mau
memberontak terhadap Babel. Penduduk Yehuda percaya bahwa Tuhan akan bertindak
dan menolong mereka, oleh karena itu mereka mendesak agar merencanakan
pemberontakan terhadapa Babel (595/594 SM) tetapi hal tersebut dibatalkan.
Zedekia kemudian mengirim utusan ke Babel untuk mengatakan bahwa ia akan tetap
berlaku setia. Pemberontakan kemudian akhirnya terjadi (589 SM) ketika Yehuda
bersekutu dengan Mesir, Tirus dan Amon melawan Babel tetapi orang-orang Edom
berpihak pada Babel.
Babel
mulai bertindak (589 SM), Yeremia bernubuat bahwa kota itu akan dibinasakan
tetapi juga berharap agar Zedekia takluk kepada Babel. Yeremia juga menegur
penduduk kota dengan keras akibat perbuatan mereka dan bernubuat bahwa kepungan
akan dibarui. Setelah itu Yeremia dipenjarakan dan sementara ia dipenjara, ia
membeli ladang dari anak pamannya. Yerusalem dikepung (588 SM), dan pada waktu
itu pula tentara Mesir tiba di Yehuda. Tetapi raja Nebukadnezar mengalahkan
tentara Mesir dan melanjutkan pengepungan di Yerusalem. Selama masa
pengepungan, Yeremia menekankan adanya harapan. Pembelian ladang merupakan
tanda bahwa sesudah hukuman umat Israel akan dipulihkan. Dengan demikian
Yeremia mengumumkan pengharapan dan pemulihan kepada bangsa melalui
perkataannya sebagai seorang nabi. Disamping itu Yerusalem tetap bertahan
selama satu tahun, namun pada bulan Juli 587 SM, orang-orang Babel membelah
tembok dan memasuki Yerusalem. Zedekia lari menuju Sungai Yordan tetapi ia
ditangkap dan dibawa ke markas Nebukadnezar di Ribla. Nebukadnezar
memperlihatkan Zedekia penyembelihan anak laki-lakinya, kemudian matanya
dicungkil dan dibawa ke Babel. Kemudian Nebuzardan kepala pengawal tiba di
Yerusalem dan membakar kota itu dan merobohkan tembok-temboknya, Bait Allah
dibakar (586 SM) sesuai dengan perrintah Nebukadnezar.
Pada
masa itu kondisi Yehuda sangat memprihatinkan. Gedalya yang berasal dari suatu
keluarga bangsawan Yehuda ditetapkan sebagai gubernur yang adalah bagian dari
sistem propinsi Babel. Gedalya berusaha menentramkan Yehuda tetapi ia dihina
dan dikatakan bekerjasama dengan musuh. Namun dalam beberapa waktu Gedalya
dibunuh, dan orang-orang meminta petunjuk kepada Yeremia apa yang harus
dilakukan. Ia menasihati agar tetap tinggal di Yehuda tetapi mereka menolak dan
mengungsi ke Mesir serta membawa Yeremia bersama dengan mereka. Ia menegur
orang Yehuda karena memuja Ratu Sorga, dan mereka yang lari ke Mesir menolak
firman Tuhan maka mereka tidak akan ambil bagian dalam pemulihan bangsa Israel
masa depan. Itulah nubuat nabi Yeremia yang terakhir.
B. Kitab Yeremia
Kitab
Yeremia berasal dari nabi sendiri yang didiktekan kepada Barukh penulisnya,
adapula yang berupa simbol-simbol dan kemudian dibacakan dalam Bait Suci (604
SM). Kumpulan yang kedua dalam syair Yeremia memerintahkan orang-orang
mempersiapkan diri untuk dibuang (597/598 SM). Kumpulan yang ketiga dan keempat
kemungkinan pada zaman Raja Zedekia sebagai peringatan kepada raja dan para
nabi pada waktu itu. Kumpulan yang kelima berbicara tentang pengepungan kota
Yerusalem yang kedua dan pembelian ladang oleh Yeremia. Kumpulan yang keenam
dan ketujuh nubuat Yeremia tentang kebinasaan beberapa bangsa yang bersekutu
dengan Yehuda ingin melawan Babel. Dengan demikian dapat dilihat Barukh memilik
peranan yang besar dalam hal ini. Barukh mulai mlayani Yermia tahun 605 SM,
sampai pada waktu mereka dipaksa pergi ke Mesir tahun 587 SM, Barukh masih melayani
Yeremia. Muncul pula aliran Deuteronomis yang merenungkan nubuat Yeremia sebab
mereka mendapatkan ajaran yang penting bagi sesama buangan. Jadi kemungkinan
merekalah yang menyelesaikan susanan kitab Yeremia dari pembuangan di Babel
tahun 538 SM.
Dalam
Alkitab Ibrani dan terjemahan Indonesia kitab Yeremia terdiri atas empat
bagian: Bagian pertama (bab 1-25) memuat nubuat tentang ancaman yang ditujukan
kepada umat Israel. Bagian kedua (bab 26-45) menyajikan cerita tentang nabi
Yeremia. Bagian ketiga (bab 46-51) memuat nubuat berupa ancaman mengenai
bangsa-bangsa lain. Bagian keempat (bab 52) adalah suatu tambahan yang diambil
dari 2Raj 24:18-25-21
C. Tafsir Yeremia 3:1-5
Pada
bagian ini kemungkinan Yeremia bernubuat pada masa pemerintahan raja Yoyakim yaitu
berbicara tentang pilihan bagi umat yang memberontak, apakah pertobatan atau
hukuman?
Ayat 1: Firman-Nya: "Jika seseorang
menceraikan isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri
orang lain, akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu?
Bukankah negeri itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak
kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.
Tafsir:
Firman-Nya: menunjuk pada Tuhan yaitu
nama pribadi Allah orang Israel “Yahweh”. Sebutan “Firman-Nya” dan tidak
langsung menggunkan sebutan “Firman Tuhan” atau “Yahweh” kemungkinan ini
menunjukan otoritas Tuhan yang tinggi.
Jika seseorang menceraikan
isterinya : Seseorang menunjuk pada suami yang akan
menceraikan istrinya. Hubungan suami istri ini mengacu pada hubungan antara
Allah dan UmatNya yaitu Umat Israel. Ada beberapa pandangan perceraian dalam PL
yaitu: Pertama, jika seseorang mengajukan tuduhan palsu terhadap istrinya bahwa
sebelum menikan istri itu sudah melakukan persetubuhan. Yang kedua, jika
seorang laiki-laki bersetubuh dengan seorang perempuan dan bapak perempuan itu
memaksa laki-laki untuk menikahi anaknya. Dalam bagian ini “Jika seseorang menceraikan isterinya” menunjuk
pada tulisan dalam kitab Ulangan 24:1-4 yang menjelaskan tentang seorang
perempuan yang diceraikan oleh suaminya karena melakukan perbuatan yang tidak senonoh,
kemudian menikah lagi. Namun tidak dapat mejadi istri dari suami yang pertama
lagi jika suami yang kedua sudah meninggal. Ini merupakan suatu pemahaman untuk
mengatur praktik hidup berdasarkan bentuk hukum yang ada. Disamping itu, hal
tersebut menggambarkan suatu kekecewaan dari Allah kepada bangsa Israel yang
“berzinah” dengan menyembah dewa-dewi kafir bangsa lain.
“lalu perempuan itu pergi dari
padanya dan menjadi isteri orang lain”. Perempuan menunjuk pada
sang istri yang adalah bangsa Israel. Pergi dan menjadi isteri orang lain, hal
ini menjelaskan bahwa seorang isteri yang telah diceraikan akan menikah lagi
dengan orang lain apalagi orang itu memiliki kekuasaan. Maksud ini menunjuk
pada bangsa Israel yang telah berpaling dari Tuhan dan “berzinah” dengan
menyembah dewa bangsa lain. Bangsa Israel berpaling dari Tuhan yang adalah
Allah Israel dan menyembah dewa lain karena adanya ketidaktaatan kepada Allah,
dan dewa-dewa yang mereka sembah adalah dewa dari bangsa yang berkuasa pada
saat itu.
“akan
kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu?” Berdasarkan kitab
Ulangan 24:4 menegaskan bahwa seorang isteri yang sudah menikah kedua kalinya
dan apabila suaminya meninggal tidak dapat kembali lagi dengan suami yang
pertama. Ini merupakan hukum praktik dari bangsa Israel pada masa itu. Namun
bagian ini mungkin ingin menjelaskan adanya belaskasihan dari Tuhan walaupun
bangsa Israel telah menyembah dewa lain, tetapi Tuhan memberikan harapan agar
mereka mau bertobat dan berpaling pada-Nya sebagai umat pilihan Tuhan.
“Bukankah
negeri itu sudah tetap cemar?” : Negeri menunujukan kepada bangsa Israael
dan dalam terjemahan LXX, kata negeri itu menunjuk kepada perempuan. Cemar
berarti sesuatu yang najis atau kotor. Hal tersebut menegaskan bahwa bangsa
Israel telah melakukan perbuatan yang najis atau kotor dan mencemarkan negeri
yang Tuhan berikan kepada mereka.
“Engkau telah berzinah dengan
banyak kekasih” : Berzinah adalah suatu perbuatan yang
tercela dan tidak senonoh dan merupakan pelanggaran terhadap 10 hukum Taurat.
Kekasih menunjuk adanya suatu kedekatan atau hubungan yang intim. Ini merupakan
penegasan bahwa bangsa Israel memang tidak setia kepada Tuhan dalam hal ini
melakukan “perzinahan” dengan dewa-dewa lain. Ini merupakan perbuatan yang
sudah tidak lagi diterima oleh Tuhan sebagai Allah bangsa Israel.
“dan mau
kembali kepada-Ku?” : Ini merupakan suatu kalimat pertanyaan yang
memberikan penegasan dengan nada marah. Hal tersebut dikarenakan bangsa Israel
sudah benar-benar murtad kepada Tuhan.
“demikianlah firman TUHAN” : Inilah
nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yeremia kepada bangsa Israel dimana kata “demikianlah
firman Tuhan” ingin menunjukkan bahwa ia memang nabi yang benar-benar diutus
oleh Tuhan karenna memang pada saat itu kehadirannya tidak diterima oleh raja,
imam, kaum kalangan atas maupun penduduk Israel.
Ayat 2: Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
Tafsir:
Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul
dan lihatlah! Bukit-bukit gundul menunjukan pada suatu pemandangan didaerah
Palestina khususnya Yehuda. Dimana Yehuda memiliki tanah yang tandus dan tidak
subur seperti halnya Israel Utara. Bukit-bukit disini juga menunjukan tempat
pemujaan Baal yang adalah dewa kesuburan orang Kanaani. Dan ini merupakan suatu
kalimat perintah bernada tegas untuk melihat keadaan yang terjadi di Yehuda,
dimana mereka telah menyimpang dan memuja dewa Baal yang bukan Allah orang
Israel.
“Di manakah engkau tidak pernah ditiduri” :
Hal ini mungkin menunjukan bahwa Yeremia memberikan pesan dengan pertanyaan
yang tegas tentang sikap orang Israel, dimana mereka menjadikan daerah mereka
itu tempat penyembahan bagi dewa kafir bangsa lain. Ditiduri disini yang
dimaksudkan kemungkinan adalah berkaitan dengan persundalan suci yang terjadi
pada masa pemerintahan raja Manasye dan
hal yang sama kemungkinan dilakukan oleh Yoyakim. Sebab terlihat bahwa
dalam masa pemerintahan Yoyakim, ia membiarkan reformasi yang dilakukan oleh
Yosia gagal. Sehingga penduduk Yehuda mulai memuja dewa kafir lagi dan terdapat
ketidakadilan sosial.
Di pinggir jalan-jalan engkau duduk
menantikan kekasih, : Dipinggir jalan dapat digambarkan
menunjukan suatu tempat yang tidak layak. Duduk menantikan kekasih menunjuk
kepada orang Yehuda yang pada masa pemerintahan Yosia sebenarnya mereka sudah
meninggalkan pemujaan terhadap dewa kafir dan persundalan suci. Namun pada masa
Yoyakim, ia tidak perduli dengan kesejahteraan rakyat melainkan memberi
tanggungan kerja yang berat, kehidupan agama tidak diperhatikan sehingga
kemungkinan harapan dari bangsa Yehuda terhadap Tuhan untuk membebaskan tidak
tercapai pada masa itu, sehingga mereka berbalik dan menyembah lagi dewa kkafir
bangsa lain.
seperti seorang Arab di padang
gurun : Seorang Arab menunjuk pada sebuah kata dengan arti
yang luas sekali untuk memberi sebutan para pengembara di padang gurun Siria-Arab.
Arab juga menunjukan penyamun yang siap untuk menghadang orang yang dirampoknya.
Hal ini diucapkan oleh nabi Yeremia, mungkin karena rasa kekesalannya kepada
raja Yoyakim akibat kumpulan nubuatnya yang pertama yang dibacakan dalam Bait
Suci oleh Barukh sekretarisnya dibakar oleh Yoyakim. Ini juga mungkin
menunjukan pada sikap orang Yehuda sampai pada raja yang sudah tidak lagi baik
dan mengalami kemerosotan akhlak karena melakukan ritus pemujaan terhadap dewa
kafir dan pada tahun 604 SM melihat sikap raja dan orang Yehuda, Yeremia sudah
tidak ragu lagi bahwa hukuman akan segera datang atas mereka.
Engkau telah mencemarkan negeri
dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu. : Mencemarkan berarti
suatu tindakan cela dan sikap kompromi dengan dunia yang dapat merusak segala
sesuatu yang dimaksudkan untuk hidup kudus. Ini menunjukan bahwa Yeremia
mengatakan kepada bangsa Yehuda kalau negeri yang mereka diami itu sudah
tercemar oleh tindakan mereka yang tidak lagi setia kepada Allah Israel. Ini
kemungkinan juga masih berkaitan dengan kekesalannya akibat nubuat yang dibakar
oleh Yoyakim sehingga ia mengatakan bahwa ini merupakan tanda bahwa raja dan
penduduk menolak adanya kesempatan untuk bertobat.
Ayat 3: Sebab itu dirus hujan tertahan
dan hujan pada akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan
sundal, engkau tidak mengenal malu.
Tafsir: Sebab itu dirus hujan tertahan
dan hujan pada akhir musim tidak datang. : Dirus hujan
dalam bahasa Ibrani menunjuk pada hujan deras yang mengakibatkan kesuburan,
biasanya antara bulan Desember dan Maret. Tertahan berarti tidak sampai atau
tidak diperkenankan untuk datang. Hal ini mungkin dimaksudkan oleh Yeremia
bahwa apa yang telah disampaikan olehnya yang merupakan nubuat dari Tuhan
kepada orang Yehuda tidak akan lagi ada karena mereka tidak menghargai dan
tidak mau mendengarkan apa yang disampaikannya. Ini juga mungkin menunjukan
akan adanya hukuman. Karena bagi seorang petani, masa penantian hujan itu
sangat dibutuhkan agar tumbuhannya subur, sedangkan jika hujannya tidak datang
maka tanamannya akan mati. Hal ini mungkin menunjukan pada kondisi yang akan
dialami oleh orang Yehuda yaitu penderitaan dimana nubuat tidak lagi datang
kepada mereka dan Tuhan memberikan hukuman atas mereka.
Hujan
pada akhir musim menunjuk pada bulan Maret atau April pada akhir musim hujan.
Dimana hujan itu penting agar gandum dan tanaman lainnya menjadi kuat dan
matang. Kata tidak datang lagi disini kemungkinan menunjuk bahwa sudah tidak
ada lagi pengampunan bagi mereka, sebab mereka sendiri yang menolak kesempatan
untuk bertobat dengan menolak setiap pesan nubuatan yang disampaikan oleh nabi
Yeremia. Hal ini digambarkan oleh nabi Yeremia melalui simbol hujan yang tidak
datang pada akhir musim dapat menyebabkan gandum dan tanaman akan mati menunjuk
pada kesengsaraan bangsa Israel akibat dari perbuatan mereka sendiri dengan
menyembah dewa kafir bangsa lain serta berbalik dari Tuhan yanga adalah Allah
Israel.
Tetapi dahimu adalah dahi perempuan
sundal : Dahi menunjukan sikap melawan, menentang atau
memberontak. Dibagian Timur kaum wanita yang membuka selubung yang menutupi
wajahnya disebut keras dahi, artinya sebagai tanda bahwa ia berani melanggar
adat istiadatnya secara keseluruhan. Kecenderungan terhadap penyembahan berhala
kerapkali diberikan tanda pada dahinya. Sundal berarti menunjukan adanya ketidaksetiaan
kepada Allah, penyembahan berhala, uang atau mammon.. Namun, dalam kitab
nabi-nabi persundalan dikaitkan dengan kemurtadan. Dahi yang menyimbolkan
pelanggaran terhadap adat istiadat dibagian Timur dan merupakan tanda
penyembahan berhala menunjukan sikap bangsa Israel yang menentang dan tidak mau
mendengarkan Tuhan dan juga kepada Yeremia sebagai nabi yang tampil pada saaat
itu. Sehingga Yeremia menggunakan kata perempuan sundal yang menunjukan bahwa
mereka telah mencemarkan bangsanya sendiri bahkan murtad kepada Tuhan dengan
tidak mengindahkan apa yang diucapkan Yeremia melalui nubuat-nubuatnya.
engkau tidak mengenal malu.
: malu menunjukan adanya aib, kekejian, olok-olok atau penghinaan. Kehinaan
akan menimpa Israel jika Hukum Taurat Allah diabaikan atau dilupakan. Disini
Yeremia mau mengatakan bahwa bangsa Israel sudah tidak mengenal malu berarti
mereka sudah benar-benar tidak sadar lagi akan apa yang mereka lakukan yaitu
melupakan Allah, sampai penghinaan atau hukuman jatuh kepada mereka. Penghinaan
yang diberikan kepada mereka kemungkinan yaitu dimana ketika mereka nantinya
dibuang dalam pembuangan Babel padahal dahulunya mereka adalah suatu kerajaan
bersatu yang makmur. Ini terlihat suatu kondisi rendah atau kejatuhan yang
mereka alami.
Ayat 4: Bukankah baru saja engkau memanggil
Aku: Bapaku! Engkaulah kawanku sejak kecil!
Tafsir
Bukankah baru saja engkau memanggil
Aku :
Disini menunjukan bangsa Israel yang kemungkinan mulai gelisah akan apa yang
terjadi nanti atas mereka yaitu pembuangan seperti yang dinubuatkan oleh
Yeremia. Mereka mulai berusaha mencari keselamatan dengan kembali mengingat dan
berpegang pada kepercayaan tentang Bait Suci yang mampu menjamin perlindungan
dan melawan semua musuh.
Bapaku! :
Kata ini seringkali diucapkan oleh seorang isteri kepada suaminya atau ucapan
oleh seseorang kepada Allahnya. Disini kemungkinan bangsa Israel mulai berusaha
mencari Tuhan lagi. Mereka melakukannya bukan secara batiniah tetapi hanya
formalitas yaitu untuk perlindungan dari musuh semata.
Engkaulah kawanku sejak kecil! :
Disini bangsa Israael mau mengatakan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah terbukti melalui rentang waktu kehidupan mereka sejak
keluar dari Mesir hingga menjadi suatu bangsa. Mereka mau mengatakan bahwa
mereka telah lama hidup dibawah kekuasaan atau penyertaan Allah sebagai umat
Israel. Yeremia mengatakan demikian mungkin untuk menggambarkan kemunafikan
dari bangsa Israel yang berada dalam ancaman kesengsaraan.
Ayat 5: Untuk selama-lamanyakah Ia akan
murka atau menaruh dendam untuk seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau
sedapat-dapatnya melakukan kejahatan."
Tafsir:
selama-lamanyakah :
menunjukan rentang waktu yang panjang, murka
: menunjukan adanya hukuman Allah, dendam:
menunjukan suatu tindakan tidak ingin mengampuni. Disini Yeremia menggambarkan
bahwa bangsa Israel yang berada dalam masa krisis dan ketegangan mengaharapkan
pengampunan dari Tuhan sebab mereka sepertinya gelisah kalau murka Tuhan tidak
akan pernah terlepas dari mereka. Dengan demikian, maka mereka akan menjadi
budak yang tidak akan terbebaskan oleh bangsa lain yang akan menindas mereka.
Demikianlah katamu :
Yeremia mau menunjukan bahwa apakah yang diharapkan oleh bangsa Israel untuk
mendapatkan pengampunan dari Tuhan dan bertobat adalah secara batiniah atau
hanya sekedar formalitas untuk mendapat perlindungan. Sebab melihat sikap
mereka yang selama ini dalam hal pertobatan hanya dilakukan secara lahiriah
saja dan menjadi sesuatu yang sia-sia.
namun engkau sedapat-dapatnya
melakukan kejahatan. : Yeremia mau mengatakan bahwa yang
mereka harapkan untuk mendapat pengampunan dari Tuhan hanya dari kata-kata saja
tetapi bukan berdasarkan tindakan yaitu sikap hidup mereka yang harus diubah.
Mereka tetap melakukan kejahatan, karena kata-kata harapan itu hanya
semata-mata agar mereka mendapatkan perlindungan dari Tuhan karena akan ada
bahaya malapetaka yang menimpa mereka. Kemungkinan ini juga menunjukan sikap
bangsa Yehuda yang pada saat itu berada dalam ancaman Babel, dimana mereka
percaya Tuhan akan menolong mereka, tetapi mereka tetap berusaha memberontak
dengan bantuan Mesir padahal Yeremia mengatakan agar mereka menyerah saja.
Disini Yeremia menyatakan bangsa Israel yang percaya tetapi tidak disertai
tindakan dan tidak mendengarkan apa yang dikatakannya sebagai seorang nabi.
D. Kesimpulan
Dalam bagian ini
Yeremia berbicara tentang sikap dan tindakan bangsa Israel yaitu di Yehuda yang
berpaling dari Tuhan dan memuja dewa kafir bangsa lain. Disamping itu Yeremia
sendiri yang tampil sebagai nabi pada saat itu dalam menyampaikan pesan
nubuatannya tidak diindahkan bahkan diolok dan ditolak mulai dari raja, para
imam, kaum kalangan atas, dan para penduduk Yehuda. Namun dalam suatu keadaan krisis
mereka berbalik dan bertobat kepada Tuhan karena ketakutan akan adanya
malapetaka yang datang menimpa mereka. Hal tersebut menyebabkan sikap harapan
dan pertobatan mereka tidak secara batiniah melainkan secara lahiriah untuk
mendapat perlindungan, sehingga semua itu hanyalah harapan pengampunan yang
sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar